Halaman

Senin, 29 November 2010

Aku Hanya Raga Yang Lemah

Aku berjalan mengarungi jalan

Bagai Musafir lusuh yang merindukan air karena dahaga

Langkah kecilku mengikuti matahari

Saat terik yang memanggang lemah ragaku

Berhenti saat bulan yang sejuk menyapaku dengan lembut


Setiap detik … menit …hari... bulan bahkan tahun

Berlalu seakan roda bergulir melaju cepat

Tertinggal mengisi rongga–rongga kehidupan

Berpacu mencari keridha–an Ilahi


Aku hanya seorang anak dari cucu adam

Sedang menggali karunia didunia demi akhirat

Rapuh terkadang mengahampiri tubuh mungilku

Jatuh bangun menjadikan ketegaran jiwaku


Terkadang semangatku melemah kala bersujud

Akankah aku mudah masuk di syurganya

Saat uraian dosa lalu lalang di kepalaku

Rasa takut akan nerakanya yang pedih


Berurai dan berkaca–kaca saat memohon

Berharap menjadi yang terbaik saat dipanggil untuk berpulang



Musim terus berganti seakan menandakan dunia yang telah lelah

Menahan keindahan yang selalu di usangkan

Merajuk tau mau di pujuk karena terluka teramat sangat

Menorehkan kesedihan tak terhapuskan....

Jumat, 19 November 2010

Perjalanan Anak Manusia



Aku berjalan mengarungi jalan – jalan

Bagai musafir lusuh yang merindukan air

Setapak demi setapak mengikuti matahari

Terik seakan memanggang raga lemah


Hari hari lewat, pelan tapi pasti

Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru…

Daun gugur satu-persatu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu
Semua terjadi karena ijin Allah

Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku…
Karena ibadahku masih pas-pasan…

Kuraba dahiku…
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku

Ya Allah….
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?

Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…

Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…

Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah…..

Kamis, 21 Oktober 2010

Salam Sayang Dari DIA

Seorang Hamba yang menelusuri hidup dijalan-NYA......
Mengucap syukur dengan menorehkan tinta di atas kertas yang bertuliskan :


"Untuk kesekian kalinya Aku menatap indahnya Dia,
Dengan tabir halimun yg selalu menyapaku.
Saat menoleh pada pijar maya,
Aku tetap pada satu untaian kata.
Apakah Dia tau Aku ada atau malah menunggu asa.
Akhirnya Semua itu akan datang,tanpa berita dan asa.
Sampaikan salamku pada Bumi yg ku pijak dan Langit yg selalu ku Junjung.
Terima Kasih untuk semuanya."

Oleh : M. Haiqal Arif Rahman Nasution ( My Brother )

Di Tujuan kepada : Seluruh Makhluk... Untuk di Renungkan......

Kamis, 02 September 2010

Ya allah.... Jika Aq Jatuh Cinta....





Ya Allah....,

Jika aku jatuh cinta....,

Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya PadaMu...

Agar bertambah kekuatanku... untuk mencintaiMu....


Ya Muhaimin....,

Jika aku jatuh hati....,

Izinkanlah aku menyentuh hati....
Seseorang yang hatinya tertaut
padaMu....

agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta nafsu...


Ya Rabbana...,

Jika aku jatuh hati...,

Jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling daripada hatiMu..


Ya Rabbul Izzati....,

Jika aku merindu.....,

Rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalanMu...


Ya Allah.....,

Jika aku menikmati cinta kekasihMu...,

Janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirMu..


Ya Allah....,

Jika aku jatuh hati pada kekasihMu....,

Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepadaMu...


Ya Allah...,

Jika Kau halalkan aku merindui kekasihMu....,

Jangan biarkan aku melampaui batas....

Sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepadaMu. Amin...

Senin, 17 Mei 2010

Ketenangan Hati Dengan Berdzikir



Termasuk sifat Al-Qur`an adalah Al-Matsani. Artinya, Al-Qur`an adalah kitab yang menyebutkan sesuatu dengan pasangannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan:
اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللهِ ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur`an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya." (Az-Zumar: 23)
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu menyatakan, ﭮ artinya diulang-ulang padanya cerita dan hukum-hukum, janji dan ancaman, sifat-sifat orang yang baik dan orang yang jelek. Diulang-ulang padanya nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan ini termasuk bukti keagungan Al-Qur`an dan keindahannya. Karena, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui kebutuhan makhluk-Nya terhadap Al-Qur`an yang akan menyucikan hati serta menyempurnakan akhlak, dan bahwasanya makna-makna itu bagi hati bagaikan air bagi tanaman. Maka sebagaimana tanaman (pohon), ketika lama tidak disirami, ia akan layu bahkan mungkin mati. Sedangkan manakala selalu disirami maka dia akan baik dan berbuah dengan berbagai macam buah yang bermanfaat. Demikian pula hati. Ia selalu memerlukan pengulangan makna-makna Kalamullah. Seandainya suatu makna dari Al-Qur`an hanya disampaikan sekali pada seluruh Al-Qur`an, maka tidak akan tepat sasaran dan tidak akan membuahkan hasil.
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Adh-Dhahhak berkata: ﭮ, yaitu mengulang kata-kata agar mereka paham dari Allah tabaraka wata’ala. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata: ﭮ, yang diulang-ulang. Telah diulang-ulang kisah Nabi Musa, Hud, dan nabi-nabi yang lain, 'alaihimussalam.”
Kemudian Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Diriwayatkan dari Sufyan bin ‘Uyainah bahwa makna ﭮ adalah menyebutkan sesuatu dan lawannya (kebalikannya). Seperti menyebutkan orang-orang mukmin kemudian orang-orang kafir, menyebutkan sifat surga kemudian sifat neraka.”
Jadi dengan diulang-ulang beberapa kali dan disebutkannya sesuatu bersama kebalikannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala menginginkan agar kita paham apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala kehendaki dari kita, para hamba-Nya. Sebagaimana dikatakan:
وَبِضِدِّهَا تَتَمَيَّزُ الْأَشْيَاءُ
“Dan dengan kebalikannya, sesuatu dapat dibedakan.”
Dalam masalah musik pun demikian. Allah Subhanahu wa Ta'ala jelaskan bagaimana jalan orang-orang yang baik, berakal, dan beruntung. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menjelaskan bagaimana jalan orang-orang yang dzalim dan sesat, serta yang akan menyesal pada hari kiamat nanti. Mari kita simak paparan Al-Qur`an dalam hal ini, semoga menjadi ibrah bagi kita.

Orang yang Baik, Berakal, dan Beruntung
1. Orang-orang cerdik (ulul albab) selalu berdzikir
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'." (Ali-Imaran: 191)
Al-Imam Al-Baghawi rahimahullahu mengatakan: “Seluruh ahli tafsir berkata bahwa yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah terus menerus berdzikir, dalam semua keadaan, karena manusia tidak akan lepas dari tiga keadaan ini.”
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu mengatakan, ini mencakup seluruh dzikir dengan perkataan dan hati. Termasuk di dalamnya shalat dengan berdiri, kalau tidak mampu dengan duduk, kalau tidak mampu maka dengan berbaring.
Maka pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menunjukkan kepada kita jalan orang yang baik dan beruntung. Yaitu, mereka selalu berdzikir, memanfaatkan waktu mereka dalam perkara-perkara yang bermanfaat, baik, dan mendatangkan pahala. Mereka adalah orang-orang yang bakhil terhadap waktunya. Tidak ingin waktunya terbuang sia-sia.

2. Orang-orang beriman tenang hati mereka dan tentram dengan berdzikir
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Ar-Ra'd: 28)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu menyatakan, “Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan sifat orang-orang beriman, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.”
Maksudnya, akan hilang gundah gulana dan kegoncangannya, serta akan datang kebahagiaan dan ketentramannya.
أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram."
Maka lebih pantas baginya untuk tidak tentram dengan sesuatu selain mengingat-Nya. Karena tidak ada sesuatu yang lebih lezat, lebih disukai, dan lebih manis bagi hati daripada kecintaan kepada Penciptanya.

3. Orang yang beruntung adalah orang yang menjauhi perbuatan sia-sia yang tidak berguna
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ. الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاَتِهِمْ خَاشِعُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Telah beruntung orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan yang sia-sia.” (Al-Mu`minun: 1-3)
Maknaﭞ telah dijelaskan oleh para ulama.
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu dalam tafsirnya mengatakan: “Az-Zajjaj berkata, ﭞ adalah semua kebatilan, perkara sia-sia dan tidak serius, kemaksiatan, serta segala perbuatan dan ucapan yang tidak baik.” Adh-Dhahhak mengatakan, “Sesungguhnya ﭞ di sini maknanya adalah kesyirikan.” Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: “Ia (ﭞ) adalah seluruh kemaksiatan.”
Makna ﭟ (berpaling darinya) adalah menjauhi dan tidak melirik kepadanya.
Inilah beberapa sifat dan kriteria orang-orang yang beriman. Mereka selalu menjaga waktu dan berupaya untuk memanfaatkannya untuk perkara yang membawa maslahat, baik untuk urusan duniawi maupun ukhrawi. Mereka selalu berdzikir dengan membaca Al-Qur`an atau dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka mencari ketenangan dan ketentraman dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka pantas sekali bila mereka menjadi orang yang beruntung di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Orang-Orang yang Tidak Terbimbing
Adapun orang-orang yang tidak terbimbing ke jalan yang benar, mereka menjauh dari dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan larut dalam godaan-godaan setan. Bahkan mereka membeli perkataan sia-sia tersebut serta rela membayarnya dengan harga mahal. Hal ini akan menjadi penyesalan mereka pada hari kiamat nanti. Tapi sayang, penyesalan pada hari itu tiada berguna. Bila mereka di dunia ini mencari kesenangan dan ketenangan hati dengan cara-cara seperti itu, maka ini adalah hal yang kontradiktif. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menegaskan:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit....” (Thaha: 124)
Kalimat ﯳ ﯴ ﯵ ﯶ (berpaling dari peringatan-Ku), dijelaskan Ibnu Katsir rahimahullahu, artinya adalah: "Menyelisihi perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku, menjauh darinya, dan pura-pura lupa, dan ia justru mengambil bimbingan dari yang lain.”
Jadi, orang yang mendengarkan musik dan lagu-lagu, berarti ia telah berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala telah melarangnya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun telah melarangnya.
Adapun ﯹ ﯺ (penghidupan yang sempit), para ahli tafsir berbeda pendapat tentangnya. Ada yang menafsirkan bahwa adalah kehidupan yang sempit, seperti dinukil dari Ibnu ‘Abbas c. Ada juga yang menyatakan bahwa maknanya adalah amalan dan rizki yang jelek, sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir dari Adh-Dhahhak, ‘Ikrimah, dan Malik bin Dinar. Ada pula yang mengatakan bahwa maksudnya adalah adzab kubur. Ini dinukil dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahkan ada yang mengatakan bahwa (pendapat) ini marfu’ sampai kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Al-Bazzar rahimahullahu meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hujairah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, pada perkataan Allah Subhanahu wa Ta'ala ﯺ (yang sempit), beliau menjelaskan: “Kehidupan yang sempit yang Allah Subhanahu wa Ta'ala katakan adalah bahwa orang tersebut akan disiksa dengan 99 ekor ular yang memakan dagingnya sampai hari kiamat.” Riwayat ini dikuatkan oleh Al-Imam Asy-Syaukani t.
Al-Bazzar rahimahullahu juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau menyatakan adalah adzab kubur. Ibnu Katsir rahimahullahu menyatakan sanad hadits ini hasan.
Kaidah tafsir menyatakan: “Manakala ada penafsiran yang banyak dan tidak bertolak belakang, serta bisa dicakup oleh suatu ayat, maka ayat itu dibawa kepada semua makna yang ada.”
Walhasil, Ibnu Katsir rahimahullahu menyimpulkan bahwa tidak ada ketenangan dan kelapangan dada bagi orang yang menjauh dari syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Orang yang Menjauh dari Dzikir akan Ditemani Setan yang Menyesatkannya
Termasuk hukuman yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan atas orang yang menjauh dari dzikir –dan orang yang senang dengan lagu dan musik termasuk dalam hal ini– adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengirim setan dan membiarkannya menyesatkan orang tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Dzat Yang Maha Pemurah (Al-Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az-Zukhruf: 36)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu mengatakan, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang hukuman yang keras bagi orang yang berpaling dari peringatan-Nya. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan: ﭦ ﭧ artinya, “dan barangsiapa yang berpaling dan menghalangi”, ﭨ ﭩ ﭪ yaitu Al-Qur`an yang agung, yang merupakan nikmat yang terbesar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada hamba-Nya. Maka, siapa yang menerimanya berarti dia telah menerima pemberian yang terbaik, dan beruntung mendapatkan hasil yang terbesar. Sebaliknya, siapa yang menjauh darinya atau menolaknya, maka dia telah gagal dan merugi, serta tidak akan berbahagia selamanya. Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan kirimkan kepadanya setan yang membangkang untuk menemani dan menyertainya, memberikan janji-janji dan angan-angan, serta mendorongnya berbuat maksiat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjauhkan kita dari hal ini.
Dari paparan Al-Qur`an yang sangat jelas tadi, orang yang berakal tentunya akan memilih perkara yang jelas membawa manfaat, yaitu selalu berdzikir, membaca Al-Qur`an, dan mengamalkan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik shalat maupun yang lain, yang akan menentramkan hati dan membawa kebahagiaan ukhrawi. Dia juga akan berusaha keras meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dzat yang telah menciptakannya, meskipun perkara ini telah mendarah daging pada dirinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membimbing kita kepada jalan yang benar sebagaimana telah ditegaskan:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-‘Ankabut: 69)
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah memberikan motivasi, bahwa ketika semakin besar kesulitan yang dihadapi seseorang dalam suatu perkara, maka balasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala juga lebih besar. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ
“Sesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya cobaan.” (HR. At-Tirmidzi, Kitab Az-Zuhd, no. 57, Ibnu Majah, Kitabul Fitan, no. 23. At-Tirmidzi mengatakan: “Hadits hasan gharib.” Hadits ini dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 110).
Di Kutip dari : Syariah, Tafsir
Oleh : Al-Ustadz Jauhari, Lc

Senin, 12 April 2010

A K U


Aku adalah Angin.... Yang memberikan kesejukan saat Panasmu... Aku adalah Hujan.... Yang memberikan kesegaran saat Keringmu... Aku adalah Lautan Luas.... Yang memberikan tempat Curahan Hatimu..... Aku bukanlah Bukit Terjal... Yang memberikan Ketakutan padamu... Tapi Aku adalah Sahabat... Bagi Orang - orang yang hidup dalam Keindahan Surga...!

Jumat, 19 Februari 2010

Bahasa Mandailing

Awal Belajar Bahasa Sendiri aga' kaku tapi menyenangkan...walau terkadang ngerti ga' ngerti kalo ada teman yang pake Bahasa mandailing...iseng2 belajar dari apa yang mereka bilang kan gpp yah...!! Hehehe :D
Ini Ada Beberapa Kata - kata yang sederhana sekali dapat dari blog teman Q:

Saya = au (contoh: Saya makan = au mangan)
Dia = ia (contoh: Dia ke pasar = ia tu pasar)
Anda/Kau = ho (contoh: Kau hebat = hebat ho)
Mereka = halahi (contoh: Mereka berjalan = halahi mardalan)
Kami = hami (Kami belajar = hami marsiajar)
Kita = hita (Kita pergi = hita kehe)
Saudara = sudaro (Saudara kandung = sudaro kandung)
Orang = halak (Orang Mandailing = halak mandailing)


Itung2 belajar juga....

Jumat, 29 Januari 2010

I K H L A S

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, Rukunlah bersamanya Karena seumur hidup manusia, Sahabat tak mudah ditemukan
Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk berterima kasih padanya Karena ialah yang membantu mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Tersenyumlah dengan wajar.
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang cinta
Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum
Karena ia membuatmu semakin Teguh/Kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik–baiklah berbincanglah dengannya
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang tergesa–gesa meninggalkanmu, Berterima kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan
Saat engkau bertemu seseorang yang saat ini menemanimu seumur hidup (suami/istri) kita, Berterima kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati yang kau cari.

Senin, 04 Januari 2010

Khayalan













KHAYALAN BISA MEMBUAT MANUSIA BAGAI SEBUTIR KAPAS YANG RINGAN
BERHAMBURAN DITERBANGKAN ANGIN SEPOI-SEPOI
TANPA TAHU SAMPAI KEMANA AKAN BERHENTI
RASA INDAH TERKADANG TERPANCAR DARI SENYUMAN IKHLAS


YANG TERPANCAR DARI HATI YANG TERDALAM
KEHANGATAN YANG TAK PERNAH PADAM
KASIH SAYANG YANG TERUS MEMBARA

PERSAHABATAN YANG TAK PERNAH PUDAR

KENANGAN YANG TAK MUNGKIN TERHAPUS
TAPI KHAYALAN JUGA DAPAT MENJERUMUSKAN KE DALAM JURANG YANG TERDALAM
HINGGA IA TAK MAU LAGI UNTUK MENANJAK NAIK
MENGHAMPIRI KENYATAAN YANG ADA DALAM HIDUPNYA

SAHABAT DAN ORANG-ORANG TERSAYANG ADALAH TALI YANG DAPAT MENARIKMU
TANGAN YANG DAPAT MENUNTUNMU
AIR YANG DAPAT MENYEGARKANMU
ANGIN YANG DAPAT MENYEJUKKANMU
DARI KHAYALAN YANG DAPAT MENJERUSMUSKANMU.